Pemanfaatan Teknologi Nano Untuk Pembuatan Biopestisida
Biopestisida merupakan salah satu upaya pengendalian hama dan penyakit yang ramah lingkungan. Beberapa biopestisida telah diuji dan efektif untuk mengendalikan hama dan penyakit kopi. Seiring dengan berkembangnya zaman, teknologi nano dapat diterapkan ke teknik formulasi biopestisida. Nanobiopestisida merupakan teknologi pestisida yang terdiri atas partikel kecil atau struktur kecil dari bahan aktif yang berfungsi sebagai biopestisida.
Beberapa keuntungan penggunaan nanobiopestisida adalah tingkat efikasi dan keamanan yang tinggi, mengurangi dosis atau konsentrasi penggunaan pestisida pada tanaman, mengurangi residu beracun, dan mengurangi emisi lingkungan di lahan pertanian. Kelemahan utama dari pestisida nabati yang mengandung minyak atsiri adalah mudah menguap dan tidak stabil. Oleh karena itu, bahan aktif minyak atsiri perlu diformulasikan dalam bentuk yang lebih stabil, seperti partikel nano. Formulasi nanobiopestisida dapat dilakukan dengan cara nanoemulsi.
Teknologi nano dapat memperkecil partikel hingga berukuran nano (10-9 m) dan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas bahan aktif minyak atsiri. Selanjutnya, dengan sentuhan enkapsulasi, bahan aktif tidak mudah menguap dan lebih stabil. Nanopestisida terdiri atas partikel kecil dari bahan aktif pestisida atau struktur kecil dari bahan aktif yang berfungsi sebagai pestisida. Nanoemulsi dan nanoenkapsulasi adalah salah satu teknik nanopestisida yang sudah banyak digunakan dan efektif untuk pengendalian penyakit tanaman.
Beberapa nanobiopestisida yang efektif untuk mengendalikan hama dan penyakit diantaranya nanobiopestisida berbahan dasar Bacillus thuringiensis yang dapat menyebabkan kematian serangga Trichoplusia ni hingga 100%. Nanobiopestida berbahan dasar bunga cengkeh dapat meningkatkan kandungan eugenol sebesar 9,9% dan menurunkan populasi N. lugens dan relatif aman bagi musuh alami.
Pemanfaatan Teknologi Nano untuk pembuatan biopestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman kopi lainnya adalah pemanfaatan nanobioinsektisida ekstrak buah cabai dan nanobiofungisida menggunakan cengkeh. Nanobioinsektisida ekstrak buah cabai dan nanobiofungisida menggunakan cengkeh dapat efektif dalam mengendalikan hama PBKo dan karat daun dengan dosis rendah. Ekstrak cabai jawa (Piper retrofractum) dengan dosis 2,5%-3% efektif mengendalikan PBKo (Hypothenemus hampei) skala laboratorium dan pada pengujian ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) dengan dosis 0,2% efektif menghambat perkecambahan spora H. vastatrix skala laboratorium.